Gelar Pelatihan Kedokteran Nuklir di RS Bali Mandara Terbaik
Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) menggelar pelatihan (regional training course/RTC) selama tiga hari di RSUD Bali Mandara, Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, 3-5 September 2024.
Pelatihan diikuti oleh 88 dokter bidang kedokteran nuklir dari berbagai negara di wilayah Asia termasuk dokter di RS Bali Mandara yang telah memiliki layanan terapi kedokteran nuklir. Pelatihan dibagi ke dalam tiga kelas yang masing-masing mendiskusikan tiga topik berbeda terkait kedokteran nuklir. Mereka mendapatkan pemaparan mengenai perkembangan terkini ilmu kedokteran nuklir dari 17 pakar yang dihadirkan IAEA ke Pulau Dewata.
IAEA Administrative and Logistics Announcement, Prof Enrique Estrada Lobato, menyampaikan event tahunan kali ini digelar di Bali mengingat IAEA sebelumnya telah sejak lama berkolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan kedokteran nuklir. Selain itu pelatihan kali ini digelar di Bali, untuk merangkaikan pelatihan ini dengan beberapa pertemuan internasional kedokteran nuklir yang juga digelar di Bali pada 5-9 September 2024 mendatang. “Jadi karena ada kegiatan tersebut sehingga peserta yang mengikuti RTC ini juga bisa mengikuti di sana,” ujar Prof Enrique.
Prof Enrique menyampaikan pengembangan layanan kedokteran nuklir membutuhkan kerja sama para pakar dari berbagai bidang keahlian. Selain dokter spesialis kedokteran nuklir, bidang ini membutuhkan kompetensi apoteker, radiografer, hingga fisikawan medis. Sementara dari sarana dan prasarana, selain teknologi kedokteran nuklir juga dibutuhkan gedung yang dapat menahan radiasi yang dikeluarkan alat yang terbilang tidak murah. Pelatihan kali ini diharapkan memberikan wawasan mengenai perkembangan teknologi kedokteran nuklir. “Sumber daya manusianya juga harus tersertifikasi untuk bisa menyelenggarakan layanan kedokteran nuklir,” ujar profesor asal Meksiko tersebut.
Dia menambahkan, manfaat teknologi kedokteran nuklir yang dapat mendeteksi berbagai penyakit serius sejak dini dan lebih akurat juga dapat menekan anggaran negara dalam bidang kesehatan. Pengobatan yang dilakukan pun menjadi lebih tepat sasaran. “Jadi mengurangi anggaran pemerintah untuk menyediakan pengobatan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur RS Bali Mandara dr I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya, MKes, menyampaikan kegiatan pelatihan kedokteran nuklir di RS Bali Mandara semakin memperkenalkan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Bali sebagai salah satu penyedia layanan kedokteran nuklir, bahkan sejauh ini satu-satunya di Bali dan Indonesia timur. “Pelatihan ini akan memberikan kesempatan banyak teman-teman kami khususnya di Bali, bahwa ada layanan kedokteran nuklir yang bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih paripurna,” sebut dr Ngurah Dharma Jaya. “Dengan kedokteran nuklir mungkin hasilnya lebih baik dibanding dengan terapi konvensional yang sebelumnya ada,” imbuhnya.
Dharma Jaya berharap adanya pelatihan IAEA di Bali juga dapat mempererat kerja sama antara RS Bali Mandara dengan komunitas kedokteran nuklir dunia. “Saya lihat pelatihan ini juga akan mempererat kerja sama antara RS Bali Mandara dengan kolegium kedokteran nuklir. Mempermudah kerja sama RS Bali Mandara dalam memberikan layanan kedokteran nuklir khususnya penyakit kanker,” tandas Dharma Jaya. a